INDOFARMA BLAK-BLAKAN SOAL KONDISI KEUANGAN DAN DIDUGA TERJERAT PINJOL
DOI:
https://doi.org/10.62017/wanargi.v2i2.3969Keywords:
Indofarma, Serikat Pekerja, Pinjaman Online, KerugianAbstract
Perusahaan farmasi milik negara Indofarma telah menghadapi kesulitan keuangan yang parah sejak Januari 2024, termasuk tidak mampu membayar gaji karyawan. Perusahaan tersebut telah menderita kerugian berturut-turut selama tiga tahun terakhir akibat penjualan yang lesu dan kurangnya modal kerja, yang menghambat produksi. Meskipun permintaan obat-obatan meningkat selama pandemi, Indofarma dibebani dengan stok obat yang tidak terjual dan biaya terkait karena kedaluwarsa. Serikat pekerja menuntut kejelasan tentang gaji dan tunjangan, sementara Badan Pemeriksa Tertinggi (BPK) sedang menyelidiki dugaan praktik merugikan dalam pinjaman online. Laporan keuangan menunjukkan penurunan perkiraan laba bersih, dengan total kerugian meningkat signifikan dari Rp8,52 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp157,38 miliar pada tahun 2023. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa kerugian operasional dan beban pajak juga meningkat, yang menunjukkan bahwa posisi keuangan Indofarma memburuk.