Relevansi Budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) dalam Pendidikan Karakter Islami Siswa di Era Kurikulum Merdeka
DOI:
https://doi.org/10.62017/merdeka.v2i6.5142Keywords:
Budaya 5S, Karakter Islami, Kurikulum Merdeka, Pendidikan Karakter, Profil Pelajar PancasilaAbstract
Kemerosotan moral siswa akibat paparan konten digital menjadi tantangan empiris bagi pendidikan karakter Islami di sekolah. Penelitian ini bertujuan menelaah relevansi budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) sebagai penguat karakter Islami dalam koridor Kurikulum Merdeka. Pendekatan kualitatif‑deskriptif digunakan dengan metode studi pustaka pada artikel Sinta, buku, dan dokumen resmi; data dianalisis menggunakan teknik analisis isi. Hasil menunjukkan bahwa 5S menginternalisasikan akhlakul karimah, sedekah melalui senyum, doa melalui salam, ukhuwah melalui sapa, adab melalui sopan, dan kedewasaan sosial melalui santun, serta selaras dengan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila. Implementasi konsisten 5S di kelas, tata tertib, dan projek P5 memperkuat disiplin, toleransi, dan kepedulian sosial siswa. Simpulan: budaya 5S bukan sekadar kebiasaan, melainkan instrumen strategis pembentukan karakter Islami yang kontekstual. Implikasinya, sekolah perlu memasukkan 5S dalam kebijakan kurikulum, pelatihan guru, dan materi digital agar pendidikan karakter tetap efektif di era teknologi.