DESKRIPSI FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI JAGUNG DI KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT
DOI:
https://doi.org/10.62017/gabbah.v2i1.2201Keywords:
Dampak Sosial, Dampak Ekonomi, Petani Jagung, SawerigadiAbstract
Kebijakan pembangunan pertanian di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan, meningkatkan kesejahteraan petani, memiliki kualitas dan keberlanjutan sehingga memiliki harga yang terjangkau begitupun di Sulawesi Tenggara khususnya di Kabupaten Muna Barat. Kecamatan Sawergadi merupakan wilayah administrasi Kabupaten Muna Barat memiliki luas panen jagung terbanyak kedua setelah Kecamatan Wadaga dengan total luasan 962 hektar. Kajian ini secara spesifik mengurai dampak sosial dan ekonomi petani jagung di Kecamatan Sawerigadi. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan pertimbangan Kecamatan Sawerigadi merupakan kecamatan dengan jumlah luas panen tanaman jagung urutan kedua dengan penentuan sampel dilakukan secara acak sederhana (Simple Random Sampling). Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder diperoleh melalui wawancara langsung kepada petani dan dikumpulan dari berbagai sumber atau pihak instansi tertentu, kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian luas lahan sebanyak 21 responden dengan nilai persentase 35% memiliki luas tanaman jagung berkisar antara <1 hektar dan sebamyak 39 responden memiliki luas jagung sekitar 1-2 hektar dengan nilai persentase sebesar 65% dengan produksi jagung yang bervariatif sebanyak 52 orang responden menyatakan bahwa produksi jagung yang mereka miliki berkisar antara 1 - 10 ton dengan nilai persentase sebesar 87% begitupun dengan responden sebanyak 8 orang memiliki produksi jagung berkisar antara 11 – 14 ton dengan nilai persentase sebesar 13%. Rata-rata pendapatan tertinggi petani jagung Rp1.600.000 – Rp3.500.000 dengan rata-rata pendapatan sebesar RpRp4.111.906.