KONSEP ECO FRIENDLY ARCHITECTURE PADA PERANCANGAN CULTURAL CENTER Di MONUMEN PERJUANGAN TARUNA KABUPATEN SLEMAN
DOI:
https://doi.org/10.62017/tektonik.v2i4.5401Keywords:
cultural center, museum, eco-friendly architecture, pelestarian budaya, desain arsitekturalAbstract
Kekayaan budaya Indonesia menghadapi tantangan besar akibat pengaruh modernisasi dan budaya asing yang mengikis nilai-nilai tradisional. Di Kalurahan Selomartani, Monumen Perjuangan Taruna menjadi lokasi strategis untuk melestarikan budaya lokal melalui perancangan cultural center yang dilengkapi fasilitas museum. Pendekatan eco-friendly architecture dipilih untuk menciptakan bangunan ramah lingkungan yang mendukung keberlanjutan budaya dan lingkungan sekitar. Tujuan penelitian ini adalah merancang ruang yang mampu mewadahi aktivitas budaya sekaligus mengenang perjuangan taruna akademi militer tahun 1949 dengan desain yang inovatif dan adaptif.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis, melibatkan pengumpulan data primer melalui observasi dan wawancara, serta data sekunder dari literatur dan kajian terdahulu. Analisis site meliputi aspek sirkulasi, zonasi, dan elemen arsitektur lokal yang relevan dengan pendekatan ramah lingkungan. Proses desain mempertimbangkan integrasi elemen budaya, lingkungan, dan kebutuhan pengguna untuk menghasilkan solusi arsitektural yang fungsional dan estetis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa cultural center ini mampu menjadi pusat kegiatan budaya yang inklusif, dengan fasilitas lengkap seperti auditorium, ruang galeri, area terbuka, dan zona edukasi berbasis teknologi. Konsep eco-friendly architecture diwujudkan melalui penggunaan material lokal, pemanfaatan energi terbarukan, serta tata kelola ruang hijau yang optimal. Proyek ini diharapkan tidak hanya melestarikan budaya lokal tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya keberlanjutan lingkungan.