PERANCANGAN PUSAT KEBUDAYAAN DI KABUPATEN BOALEMO
DOI:
https://doi.org/10.62017/tektonik.v2i1.2408Keywords:
Pusat Kebudayaan, Critical Regionalism, Kabupaten Boalemo, GorontaloAbstract
Kabupaten Boalemo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo yang memiliki potensi dalam menarik wisatawan, hal ini di dukung dengan pertunjukan kebudayaan dari berbagai budaya yang dibawa oleh masyarakat transmigrasi di Kabupaten Boalemo. Berbagai keterbatasan pemerintah dalam memberikan wadah yang bisa digunakan oleh masyarakat untuk mempertunjukan budaya mereka, membuat Kabupaten Boalemo kurang diketahui keberagaman budayanya oleh wisatawan.
Merespon potensi yang ada di Kabupaten Boalemo, penulis melihat adanya kemungkinan peningkatan wisatawan jika, kebudayaan yang di bawa oleh masyarakat dapat dikembangkan dan dipertunjukan pada satu wadah yaitu, Pusat Kebudayaan di Kabupaten Boalemo. Untuk menarik minat wisatawan, perancangan pusat kebudayaan dirancang menjadi wadah bersosialisasi, tempat pelatihan, pertunjukkan kesenian, serta tempat untuk berkuliner. lokasi perancangan berada di lokasi yang strategis, berada di pusat desa Bongo II, Kecamatan Wonosari.
Dengan isu kebudayaan serta kurangnya wadah bagi masyarakat, maka pendekatan yang digunakan dalam perancangan Pusat Kebudayaan Di Kabupaten Boalemo yaitu Critical Regionalism. Pendekatan Critical Regionalism merupakan suatu teori tentang bangunan yang tak hanya menerapkan unsur tradisonal di dalamnya, namun di satu sisi dapat menerima peran arsitektur modern agar dapat membebaskan arsitektur dari berbagai kungkungan dan menentang sepenuhnya terserap dalam sistem konsumsi maupun produksi modern, tak hanya itu teori Critical Regionalism juga memperhatikan kondisi iklim yang ada di sekitarnya.