Kompleksitas Konflik Thailand-Kamboja atas Kuil Preah Vihear: Peran ASEAN dalam Stabilitas Kawasan
DOI:
https://doi.org/10.62017/merdeka.v3i1.6034Keywords:
Thailand, Kamboja, Kuil Preah Vihear, keamanan kawasan, ASEAN Way, diplomasi regionalAbstract
Konflik Thailand-Kamboja terkait sengketa Kuil Preah Vihear mencerminkan kompleksitas permasalahan keamanan kawasan Asia Tenggara yang berakar pada sejarah kolonial, identitas nasional, dan dinamika politik domestik. Meskipun Mahkamah Internasional (ICJ) telah menetapkan kuil berada di bawah kedaulatan Kamboja sejak 1962, ketidakjelasan batas wilayah memicu klaim tumpang tindih yang berulang hingga bentrokan militer pada periode 2008–2011. Penelitian ini menganalisis dinamika konflik tersebut melalui perspektif keamanan kawasan dan diplomasi regional ASEAN. Temuan menunjukkan bahwa sengketa ini berdampak signifikan terhadap stabilitas kawasan, baik dari sisi keamanan militer maupun ekonomi, termasuk perdagangan lintas batas dan investasi. Dalam konteks diplomasi regional, ASEAN memainkan peran sebagai mediator dengan mengedepankan prinsip ASEAN Way yang menekankan musyawarah, konsensus, dan non-intervensi. Melalui pertemuan bilateral, trilateral, dan forum menteri luar negeri, ASEAN berupaya meredakan eskalasi serta menjaga stabilitas kawasan. Namun, keterbatasan mekanisme formal ASEAN menegaskan perlunya penguatan instrumen penyelesaian sengketa yang lebih mengikat. Kasus ini menjadi pelajaran penting bahwa konflik bilateral di Asia Tenggara dapat berkembang menjadi ancaman regional, sehingga memerlukan koordinasi diplomasi kolektif yang lebih efektif.