MENGINTEGRASI LITERASI DIGITAL DAN RENCANA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN NASIONAL
DOI:
https://doi.org/10.62017/merdeka.v1i5.1274Keywords:
literasi digital, pembangunan berkelanjutan, RPBN, infrastruktur digital, kolaborasi pemangku kepentingan, pendidikan, kesadaran masyarakatAbstract
Artikel ini membahas pentingnya integrasi literasi digital dalam Rencana Pembangunan Berkelanjutan Nasional (RPBN) di Indonesia. Literasi digital, yang meliputi kemampuan teknis, pemahaman kritis, dan etika digital, dianggap sebagai elemen kunci dalam mendukung pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam, focus group Discussion (FGD), dan analisis dokumen untuk mengumpulkan data dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat sipil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan utama dalam meningkatkan literasi digital di Indonesia adalah terbatasnya akses dan infrastruktur yang memadai, terutama di daerah-daerah terpencil. Selain itu, kurikulum pendidikan formal belum sepenuhnya mencakup literasi digital secara komprehensif. Kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan sangat penting untuk mengatasi tantangan ini. Pembentukan forum kolaboratif dan lembaga koordinasi nasional dapat meningkatkan sinergi dan efektivitas program literasi digital. Strategi untuk meningkatkan literasi digital yang mencakup investasi yang lebih besar dalam infrastruktur digital, kurikulum pengembangan yang mencakup literasi digital, pelatihan berkelanjutan untuk guru, dan kampanye edukasi yang efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Melalui komitmen yang kuat dan upaya yang terkoordinasi, literasi digital dapat menjadi pilar utama dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia, mengurangi kesenjangan digital, dan menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan.