Analisis Insecurity Terhadap Standar Kecantikan Perempuan (Perspektif HR. Bukhari no. 5931 dan Muslim no. 2125)
DOI:
https://doi.org/10.62017/jpmi.v3i1.6103Keywords:
Insecurity, standar kecantikan, era modern, media sosial, Artificial Intelligence, Al-Qur’an, hadis, rasa syukur, kepercayaan diri, fitrah manusiaAbstract
Fenomena insecurity terhadap standar kecantikan di era modern menjadi salah satu dampak nyata dari perkembangan teknologi, media sosial, dan budaya global yang membentuk persepsi baru tentang makna kecantikan. Era Artificial Intelligence dan esteem economy mendorong masyarakat untuk menilai kecantikan berdasarkan citra fisik yang seragam, seperti kulit putih, tubuh langsing, dan wajah sempurna, sehingga memicu munculnya rasa tidak percaya diri dan ketidakpuasan terhadap diri sendiri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan meninjau fenomena insecurity melalui perspektif Al-Qur’an dan hadis yang menegaskan larangan mengubah ciptaan Allah serta pentingnya rasa syukur. Hasil kajian menunjukkan bahwa standar kecantikan modern telah menimbulkan tekanan sosial dan psikologis yang berdampak negatif pada keimanan dan kesehatan mental individu. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman bahwa kecantikan sejati bersumber dari hati yang bersih, keikhlasan, dan kepercayaan diri, bukan semata-mata dari penampilan fisik. Kesadaran akan nilai spiritual dan penerimaan diri menjadi kunci dalam melawan insecurity serta menjaga fitrah sebagai makhluk ciptaan Allah swt.





