Menegosiasikan “Kemelayuan” Pascakolonial: Narasi Kepahlawanan Mat Kilau dan Hibriditas Budaya Identitas Nasional Malaysia
DOI:
https://doi.org/10.62017/arima.v2i3.3786Keywords:
hibriditas budaya, identitas nasional Malaysia, Mat Kilau, pascakolonialisme, rekonstruksi narasi sejarahAbstract
Artikel ini menganalisis fenomena narasi populer seputar Mat Kilau, seorang pejuang Melayu yang melawan penjajahan Inggris di Pahang, Malaysia pada akhir abad ke-19. Setelah perilisan film "Mat Kilau: Kebangkitan Pahlawan" (2022), wacana seputar tokoh sejarah ini semakin intensif, memberikan perspektif unik untuk mengkaji konstruksi identitas pascakolonial. Melalui pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini menginvestigasi bagaimana narasi Mat Kilau merepresentasikan hibriditas budaya dan menegosiasikan identitas Melayu dalam Malaysia kontemporer. Penelitian ini menggunakan analisis dokumen terhadap film dan liputan media terkait, didukung kerangka teoretis dari teori pascakolonial dan kajian budaya. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa narasi Mat Kilau mewujudkan proses hibridisasi budaya yang kompleks, di mana nilai-nilai tradisional Melayu bersinggungan dengan pengaruh kolonial. Film ini berfungsi sebagai medium untuk mengonstruksi narasi sejarah yang memperkuat identitas nasional Malaysia yang berakar pada warisan Melayu sambil mengakui realitas hibriditas pascakolonial. Rekonstruksi figur pahlawan nasional ini merepresentasikan upaya mempertahankan relevansi identitas lokal dalam konteks globalisasi, mempengaruhi wacana kontemporer tentang nilai-nilai nasional dan konstruksi identitas Malaysia.