Analisis Kinerja Simpang Tak Bersinyal Jalan Keprekan–Borobudur dan Jalan Balaputradwa Mengacu pada MKJI 1997
DOI:
https://doi.org/10.62017/merdeka.v3i1.5794Keywords:
Kapasiatas, simpang tak bersinyal, tundaanAbstract
Simpang tak bersinyal adalah titik pertemuan jalan yang mengatur kendaraan berdasarkan prioritas tanpa pengendali sinyal. Penelitian ini mengkaji simpang tipe 322 yang menghubungkan Jalan Keprekan – Borobudur sebagai jalan utama dan Jalan Balaputradewa sebagai jalan minor. Terletak di kawasan wisata dengan aktivitas perdagangan di kedua sisi jalan, simpang ini juga berfungsi sebagai jalur alternatif ke beberapa daerah. Kondisi tersebut menyebabkan lalu lintas padat dan potensi kemacetan yang dapat menurunkan kualitas pelayanan simpang. Oleh karena itu, penelitian ini mengevaluasi kinerja simpang menggunakan metode MKJI 1997 dengan parameter kapasitas, derajat kejenuhan, tundaan, peluang antrian, dan tingkat pelayanan. Hasil menunjukkan kapasitas simpang 2.251,55 smp/jam, masih di bawah kapasitas dasar 2.700 smp/jam menurut MKJI, sehingga kinerjanya masih memadai. Derajat kejenuhan 0,79 menunjukkan lalu lintas padat tapi masih dalam batas toleransi. Tundaan rata-rata 13,00 detik/smp, dengan tundaan di jalan minor (18,42 detik/smp) lebih tinggi daripada jalan utama (6,52 detik/smp). Peluang antrian berkisar 25,0%–49,8%, masih dapat diterima. Penelitian ini menegaskan pentingnya pengelolaan lalu lintas yang optimal untuk menjaga kinerja simpang di masa mendatang.