Kritik Harun Nasution Terhadap Teologi Tradisional
DOI:
https://doi.org/10.62017/arima.v3i1.5449Keywords:
Harun Nasution, pembaruan Islam, rasionalitas, teologi Islam, teologi tradisionalAbstract
Dominasi pemikiran teologi tradisional di Indonesia masih sangat kuat dalam pendidikan dan kehidupan keagamaan, namun pendekatan ini dinilai kurang mampu menjawab tantangan zaman modern yang menuntut rasionalitas, keterbukaan, dan konteks sosial yang dinamis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara kritis pandangan Harun Nasution terhadap teologi tradisional serta menggambarkan gagasan alternatif berupa teologi rasional. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi kepustakaan, menelusuri karya-karya Harun Nasution dan tokoh-tokoh teologi Islam lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Harun Nasution mengkritik kecenderungan teologi tradisional yang terlalu pasrah pada takdir, menolak penggunaan akal, dan tertutup terhadap pembaruan. Ia menawarkan model teologi yang rasional, menekankan pentingnya akal sebagai alat memahami wahyu, serta menghidupkan kembali semangat ijtihad sebagai respons terhadap realitas sosial kontemporer. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa pemikiran Harun Nasution masih sangat relevan untuk membentuk pola pikir keagamaan yang lebih terbuka, kritis, dan adaptif. Implikasinya, pendekatan rasional dalam teologi dapat menjadi landasan penting dalam reformasi pemikiran Islam di Indonesia.