RETORIKA POLITIK ANIES BASWEDAN
DOI:
https://doi.org/10.62017/arima.v3i1.5417Keywords:
Retorika Politik, Aristoteles, Forensik, Demonstratif, Etika KomunikasiAbstract
Dalam mengklasifikasikan jenis-jenis retorika politik, tipologi yang dikembangkan Aristoteles dalam Retorika masih dianggap paling relevan. Ia membagi retorika menjadi tiga jenis utama: deliberatif, forensik, dan demonstratif. Retorika forensik bersifat yuridis, fokus pada kejadian masa lalu untuk menentukan salah atau tidaknya seseorang, seperti dalam sidang pemakzulan Presiden Richard Nixon tahun 1974. Jenis retorika ini juga digunakan dalam forum-forum investigatif lainnya, seperti sidang komisi nuklir atau perburuhan. Retorika demonstratif (epideiktik) bertujuan memuji atau mencela seseorang, lembaga, atau ide. Retorika ini banyak digunakan dalam kampanye politik dan editorial media untuk menguatkan citra positif kandidat yang didukung dan melemahkan lawannya. Namun, Aristoteles menekankan bahwa tidak ada satu jenis retorika yang cocok untuk semua situasi. Dalam praktik politik modern, retorika sering kali disalahgunakan. Misalnya, dalam sidang paripurna DPR RI, sering terjadi kegaduhan dan pertengkaran yang mencerminkan komunikasi yang tidak etis dan tidak mencerminkan sikap sebagai wakil rakyat. Hal ini menunjukkan pentingnya memahami dan menerapkan retorika secara bijak agar komunikasi politik tetap sehat, beretika, dan membangun kepercayaan publik.