Kesehatan Mental Analisi Teori Emile Durkheim
Abstract
Remaja saat ini menghadapi tantangan kompleks terkait kesehatan mental dan perilaku kenakalan. Masa depan yang tidak pasti, ketidakharmonisan dalam hubungan orangtua, dan perubahan moral yang dipengaruhi zaman menjadi faktor yang menyulitkan perkembangan remaja. Dalam konteks ini, penelitian ini mengeksplorasi peran krusial pendidikan agama dalam mengatasi masalah-masalah ini. Ketidakpastian masa depan memicu kecemasan remaja, mengakibatkan penurunan semangat belajar dan peningkatan keterpaparan pada perilaku negatif. Pendidikan agama diidentifikasi sebagai solusi potensial untuk memberikan panduan moral, spiritual, dan etika, membangun ketahanan mental, dan mengurangi kecenderungan terlibat dalam perilaku merugikan.Masalah hubungan dengan orangtua juga menjadi fokus, dengan konflik antara generasi dapat memicu kenakalan remaja. Pendidikan agama dianggap sebagai sarana untuk memperkuat hubungan keluarga, mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari, dan mengatasi perbedaan pendapat yang mungkin muncul.Pentingnya nilai moral dan agama dalam menjaga keseimbangan sosial remaja juga disorot. Perubahan nilai moral yang dipicu oleh pengaruh budaya asing dapat mengakibatkan kegoncangan moral. Pendidikan agama dianggap sebagai benteng yang kokoh, memberikan landasan nilai yang tetap dan berkelanjutan.Dalam rangka mengatasi tantangan ini, implementasi pendidikan agama dalam kurikulum pendidikan formal dan informal dianggap sebagai strategi efektif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendidikan agama dapat memainkan peran kunci dalam membentuk kesehatan mental yang positif dan mengurangi kenakalan remaja, menciptakan generasi muda yang memiliki landasan moral dan spiritual yang kuat untuk menghadapi dinamika kompleks dunia modern.