IKATAN SOSIAL PUNGUAN MAHASISWA SUKU BATAK TOBA DI PEKANBARU
DOI:
https://doi.org/10.62017/arima.v1i4.1123Keywords:
Punguan, Ikatan sosial, Makna SosialAbstract
Dewasa ini, fenomena masyarakat membentuk asosiasi etnis di kalangan mahasiswa menjadi sorotan penting dalam studi sosial dan budaya. Mahasiswa suku Batak Toba berupaya membentuk sebuah asosiasi guna mencari teman satu marganya di perantauan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu dasar-dasar mahasiswa Batak membentuk punguan di Pekanbaru serta makna yang didapatkan oleh anggota punguan dalam partisipasinya ketika mengikuti punguan tersebut. Subjek pada penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan penulis sebelumnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Teori yang digunakan adalah teori ikatan sosial dari Travis hirschi. Hasil penelitian yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah mahasiswa membentuk punguan marga di pekanbaru demi menjaga etnisitas agar tidak hilang. Faktor-faktor akan kebutuhan identitas etnis, dukungan sosial dari sekitar dan sadar akan pelestarian budaya juga merupakan alasan dalam pembentukan punguan mahasiswa berdasarkan marga di Pekanbaru. Kekompakan etnik juga menjaga kesatuan, kelekatan dan ikatan bagi masing-masing anggota punguan. Selain itu, punguan marga juga menghasilkan makna yang bervariasi bagi anggotanya, mulai dari pengetahuan akan partuturan marganya sendiri, mendapatkan dukungan dalam berbagai aspek kehidupan dan menambah jaring pertemanan di perantauan. kesimpulan dari penelitian ini yaitu dasar mahasiswa suku Batak Toba membentuk punguan melokal yaitu agar ikatan persaudaraan sesama marga tetap kuat dan untuk menghindari perkawinan satu marga. Adapun makna yang dihasilkan mahasiswa mengikuti punguan marga adalah tradisi-tradisi dari suku Batak tetap dilestarikan supaya tidak terkikis oleh zaman modern. Kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan dalam punguan juga membuat ikatan masing-masing anggota semakin erat.