Labuh Sesaji sebagai Bentuk Ekologi Spiritual dalam Konservasi Alam Kabupaten Magetan
DOI:
https://doi.org/10.62017/merdeka.v2i5.4666Keywords:
Labuh Sesaji, Magetan, Sarangan, Ritual, KonservasiAbstract
Ritual Labuh Sesaji di Telaga Sarangan merupakan tradisi budaya yang kaya akan nilai-nilai ekologi spiritual dan konservasi alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran ritual Labuh Sesaji dalam membangun kesadaran ekologi spiritual dan mendukung upaya konservasi alam di Kabupaten Magetan. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur, dengan menganalisis berbagai sumber tertulis dengan kata kunci “Labuh Sesaji”, “Larung Sesaji Magetan”, “Kearifan Lokal Magetan”, “Konservasi Alam”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Labuh Sesaji bukan hanya sekadar tradisi budaya, tetapi juga wujud nyata dari ekologi spiritual yang menekankan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan dimensi spiritual. Dalam aspek konservasi alam, Labuh Sesaji berperan melalui gotong royong, pelarungan sesaji, dan ekowisata, di mana masyarakat diajarkan menjaga lingkungan sebagai tanggung jawab spiritual dan sosial. Meskipun demikian, pelestarian tradisi ini menghadapi tantangan seperti modernisasi, globalisasi, dan berkurangnya minat generasi muda. Untuk menjaga keberlangsungan Labuh Sesaji, diperlukan upaya berkelanjutan seperti meningkatkan pengalaman budaya, menyebarkan pengetahuan budaya, menumbuhkan rasa bangga terhadap warisan lokal, serta dukungan pemerintah dan pemanfaatan budaya sebagai daya tarik wisata.