UPAYA MELESTARIKAN BATIK KEPADA ANAK-ANAK PEKERJA MIGRAN INDONESIA (PMI) NON-REGULER DALAM RANGKA MENINGKATKAN NASIONALISME DAN CINTA TANAH AIR
DOI:
https://doi.org/10.62017/merdeka.v2i3.3836Keywords:
Pendidikan; Anak PMI; Sanggar Bimbingan; Proyek Kemanusiaan; Batik celupAbstract
Ketidakmerataan akses pendidikan menjadi tantangan utama yang dihadapi anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia, terutama bagi mereka yang tidak memiliki dokumen sah. Kondisi ini diperparah oleh keterbatasan ekonomi dan kurangnya pencatatan sipil yang menghalangi mereka untuk mengakses pendidikan formal maupun layanan sosial. Untuk mengatasi permasalahan ini, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur bekerjasama dengan perguruan tinggi Indonesia melalui program KKN (Kuliah Kerja Nyata) serta Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) dengan meluncurkan Proyek Kemanusiaan dalam program Kampus Merdeka. Program Proyek Kemanusiaan Kampus Merdeka di Sanggar Bimbingan Mu’allim dirancang untuk meningkatkan kemampuan akademik dan identitas budaya anak PMI melalui kegiatan kreatif, seperti pembuatan tas batik celup. Menggunakan metode Participatory Action Research (PAR), program ini berhasil memperkuat rasa nasionalisme, pemahaman budaya Indonesia, dan keterampilan seni anak PMI. Pendekatan ini efektif mengintegrasikan aspek akademik, budaya, dan karakter dalam lingkungan multikultural.