Model Kinerja Petugas Keimigrasian di Lingkungan High-Traffic: Integrasi Gaya Kepemimpinan, Komitmen, dan Motivasi Kerja

Abstract

Pelayanan pemeriksaan keimigrasian pada Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) bertrafik tinggi seperti Soekarno-Hatta, Ngurah Rai, Batam, dan Kualanamu menuntut kombinasi akurasi hukum, kecepatan layanan, dan integritas aparatur. Penelitian kualitatif ini merumuskan model kinerja petugas keimigrasian yang mengintegrasikan gaya kepemimpinan, komitmen, dan motivasi kerja dengan melakukan studi kasus multipel dan benchmarking antarsitus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipan, dan telaah dokumen; dianalisis secara tematik dengan pendekatan Miles Huberman serta pengujian trustworthiness melalui triangulasi, member checking, dan audit trail (Sugiyono, 2021; Emzir, 2010). Temuan menunjukkan bahwa kepemimpinan lapangan yang kombinatif—transformasional (visi, teladan, inspirasi) dan melayani (empati, pemberdayaan)—memperkuat komitmen afektif, menumbuhkan motivasi intrinsik, dan memunculkan disiplin sebagai perilaku kerja yang stabil (Bass & Riggio, 2006; Liden et al., 2008; Meyer & Allen, 1997). Disiplin tersebut beresonansi pada indikator kinerja: akurasi pemeriksaan, kecepatan layanan, dan sikap pelayanan. Analisis SWOT memetakan kekuatan (SOP dan SAKIP), kelemahan (kesenjangan pengawasan, turnover), peluang (reformasi birokrasi, teknologi), dan ancaman (lonjakan arus, modus pelanggaran) yang kemudian diterjemahkan menjadi paket intervensi manajerial dan tata kelola berbasis regulasi—UU 6/2011, PP 31/2013 jo. PP 26/2016, UU 25/2009, UU 20/2023, PP 94/2021, dan Perpres 29/2014. Rekomendasi menekankan leadership on the floor, briefing–coaching–after action review, reward & punishment yang adil, pengawasan berbasis data/CCTV, serta penataan shift adaptif.