PELESTARIAN WARISAN BUDAYA MELAYU MELALUI FUNGSI EDUKASI DAN PARIWISATA ISTANA SIAK
DOI:
https://doi.org/10.62017/arima.v3i1.5493Keywords:
Pelestarian Budaya, Warisan Melayu, Istana Siak, Edukasi Budaya, Pariwisata Heritage, Relasi Kuasa, Kearifan LokalAbstract
Istana Siak Sri Indrapura berdiri sebagai pilar utama warisan budaya Melayu di Riau. Di tengah tantangan era modern, pelestarian warisan ini menjadi sebuah keniscayaan. Artikel ini mengkaji bagaimana fungsi edukasi dan pariwisata Istana Siak berperan sinergis dalam upaya pelestarian tersebut. Melalui analisis deskriptif kualitatif yang bersumber dari studi literatur, penelitian ini menunjukkan bahwa fungsi edukasi menanamkan nilai-nilai budaya kepada generasi muda, sementara fungsi pariwisata memberikan insentif ekonomi dan visibilitas. Data kunjungan wisatawan yang meningkat signifikan dari tahun 2015 hingga 2018 membuktikan keberhasilan pariwisata sebagai motor penggerak. Namun, ditemukan pula tantangan berupa potensi pergeseran nilai keaslian budaya dan kurangnya sinergi antara pemerintah dengan lembaga adat. Titik kritis permasalahan terletak pada relasi kuasa yang tidak seimbang, di mana negara yang memegang otoritas legal-rasional mendominasi pengembangan pariwisata, sementara lembaga adat dengan otoritas tradisionalnya terpinggirkan. Hal ini berisiko menyebabkan komodifikasi budaya, di mana warisan budaya kehilangan substansi dan "jiwa"-nya demi memenuhi tuntutan industri pariwisata. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang menyeimbangkan antara promosi pariwisata dengan penguatan otentisitas budaya melalui revitalisasi kemitraan dengan lembaga adat untuk memastikan kelestarian warisan Melayu yang berkelanjutan.