PERANCANGAN GEDUNG LEMBAGA ADAT MELAYU DI KABUPATEN NATUNA DENGAN PENDEKATAN NEO VERNAKULAR
DOI:
https://doi.org/10.62017/tektonik.v2i4.5484Keywords:
Arsitektur Neo Vernakular, Budaya Lokal, Lembaga Adat Melayu, Natuna, PelestarianAbstract
Kabupaten Natuna merupakan wilayah perbatasan Indonesia yang kaya akan budaya Melayu, namun keberadaan budaya lokal menghadapi tantangan akibat globalisasi, minimnya regenerasi budaya, serta kurangnya infrastruktur kebudayaan. Pemerintah daerah merencanakan pembangunan Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) sebagai representasi budaya dan pusat aktivitas adat. Saat ini, Lembaga Adat Melayu (LAM) sebagai institusi pelindung budaya belum memiliki gedung representatif yang mendukung fungsi administratif, edukatif, dan kultural secara optimal. Tugas akhir ini merancang Gedung LAM Natuna dengan pendekatan arsitektur neo-vernakular, yang menggabungkan elemen arsitektur tradisional Melayu ke dalam desain modern yang adaptif. Metode yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif, melalui observasi, wawancara, studi literatur, yang kemudian dianalisis untuk mendapatkan solusi desain yang sesuai. Hasil perancangan menampilkan bentuk rumah panggung, atap bertingkat, ornamen ukiran khas Melayu, serta penggunaan material lokal seperti kayu ulin dan anyaman pandan. Gedung dirancang sebagai ruang multifungsi yang mendukung pelestarian budaya dan keterlibatan masyarakat. Strategi desain menekankan prinsip keberlanjutan, sirkulasi alami, dan efisiensi energi. Perancangan ini diharapkan menjadi simbol identitas budaya Natuna dan mendorong revitalisasi nilai-nilai lokal di tengah arus modernisasi.