PENGARUH DOMINASI MEDIA SEBAGAI KOMUNIKATOR DAN SOSIALISATOR ISU PUBLIK: STUDI KASUS PELECEHAN SEKSUAL SANTRIWATI PONDOK PESANTREN JOMBANG
DOI:
https://doi.org/10.62017/arima.v1i3.891Keywords:
media, komunikator, sosialisator, pelecehan seksual, santriawatiAbstract
Media massa dalam pandangan Habermas dilihat sebagai alat untuk mendistribusikan informasi. Dalam dunia digital, digitalisasi media massa meningkatkan kemudahan akses terhadap informasi dan mempercepat respon publik terhadap suatu isu. Detik, menjadi media berita daring yang paling sering dikonsumsi dan menempati urutan pertama di Indonesia. Namun, seiring dengan peningkatan konsumsi media daring, tantangan objektivitas dan independensi muncul ke permukaan. Penelitian ini akan fokus menyoroti kasus yang menjadi pembicaraan nasional di tahun yang sama ketika Detik mengalami popularitas puncak, yaitu pelecehan seksual di pondok pesantren Jombang Jawa Timur oleh anak pemilik pondok, Much Subchi Azal Tsani, untuk melihat bagaimana pemberitaan yang diproduksi oleh Detik sebagai media massa berperan dalam mengamplifikasi isu kekerasan seksual di pesantren di dalam ruang media sosial twitter dan mensosialisasikan penggambaran bechi sekaligus memvalidasi kontradiksi yang tak wajar dalam isu tersebut. Hasil temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa berita yang dihasilkan Detik mengenai kasus tersebut menjadi pusaran percakapan terbanyak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan bahwa dominasi media mampu menjadikan sebuah isu sebagai keresahan bersama sehingga lebih mudah ditangkap oleh pemerintah maupun pemangku kebijakan lainnya.